Love can turn bitter into sweet, turning dust gold,
cloudy became clear, sick are healed, the prison into
the lake,pain becomes pleasure, and anger into mercy
Love is not teaching us weak, but of power.
Love teaches us not humiliate ourselves,
but breathes bravery.
Love is not discouraging, but uplifting
Ada kehidupan sehari-hari ini,
sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat,
tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/ homogen. Misalnya saja saat
ibu membuatkan susu untuk adik, serbuk/ tepung susu bercampur secara merata
dengan air panas. Produk-produk seperti itu adalah sistem koloid.
Koloid adalah suatu
campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau
lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase
terdispersi/yang dipecah) tersebar secara
merata di
dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar
antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar,
maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang
terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta,
masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly,
dll.
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi
koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua
yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi
berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran
partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut.
Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar.
Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang
masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri
atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8.
Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah
haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter
sekitar 6 x 10-7.
2.2 JENIS-JENIS KOLOID
Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang
tersebar merata dalam medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium
pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase
terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1.Sol (fase terdispersi padat)
a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat
Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair
Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat
c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas
Contoh: debu di udara, asap pembakaran
2.Emulsi (fase terdispersi cair)
a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat
Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi
b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair
Contoh: susu, mayones, krim tangan
c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas
Contoh: hairspray dan obat nyamuk
3.BUIH (fase terdispersi gas)
a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat
Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam
b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair
Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun
- Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan
medium pendispersi sama-sama berupa gas, campurannya tergolong larutan.
2.3
SIFAT-SIFAT KOLOID
·Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas
sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran
molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall
(1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut
efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang
terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati (gambar
kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan
cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan.
hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel
yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada
larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang
terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
·Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang
senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika
kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa
partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag
ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.
Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat
cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk
koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan
partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid
itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran
partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang.
Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak
partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran
partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin
besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini
menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan
dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin
tinggi suhu system koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki
partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel
fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah
suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
·Absorpsi
Absorpsi
ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada
permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel.
(Catatan : Absorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya
penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh : (i) Koloid
Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena
permukaannya menyerap ion S2.
·Muatan koloid
Dikenal
dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermatan negative
·Koagulasi koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan
membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak
lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan,
pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit,
pencampuran koloid yang berbeda muatan.
·Koloid pelindung
Koloid
pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari
proses koagulasi.
·Dialisis
Dialisis
ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses
dialisis.
·Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid
yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.
2.4PEMBUATAN SISTEM KOLOID
Reaksi dekomposisi
rangkap
Misalnya:
- Sol As2S3 dibuat dengan gaya
mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai
terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;
As2O3 (aq) + 3H2S(g) à As2O3 (koloid) + 3H2O(l)
(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-)
-Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer
dan larutan HCl encer;
AgNO3 (ag) + HCl(aq) à AgCl
(koloid) + HNO3 (aq)
Pemanasan
nitrat
Jika dipanaskan, kebanyakan
nitrat cenderung mengalami dekomposisi membentuk oksida logam, nitrogen
dioksida berupa asap coklat, dan oksigen.
Sebagai contoh, nitrat Golongan 2
yang sederhana seperti magnesium nitrat mengalami dekomposisi dengan reaksi
sebagai berikut :
Pada Golongan 1, ithium nitrat
mengalami proses dekomposisi yang sama - menghasilkan lithium oksida, nitrogen
dioksida dan oksigen.
Akan tetapi, nitrat dari unsur selain lithium dalam
Golongan 1 tidak terdekomposisi sempurna (minimal tidak terdekomposisi pada
suhu Bunsen) - menghasilkan logam nitrit dan oksigen, tapi tidak menghasilkan
nitrogen oksida.
Semua nitrat dari natrium sampai cesium
terdekomposisi menurut reaksi di atas, satu-satunya yang membedakan adalah
panas yang harus dialami agar reaksi bisa terjadi. Semakin ke bawah golongan,
dekomposisi akan semakin sulit, dan dibutuhkan suhu yang lebih tinggi.
Pemanasan karbonat
Jika dipanaskan, kebanyakan
karbonat cenderung mengalami dekomposisi membentuk oksida logam dan karbon
dioksida.
Sebagai contoh, karbonat
Golongan 2 sederhana seperti kalsium karbonat terdekomposisi sebagai
berikut:
Pada Golongan 1,
lithium karbonat mengalami proses dekomposisi yang sama - menghasilkan lithium
oksida dan karbon dioksida.
Karbonat dari unsur-unsur
selain lithium pada Golongan 1 tidak terdekomposisi pada suhu Bunsen, walaupun
pada suhu yang lebih tinggi mereka akan terdekomposisi. Suhu dekomposisi
lagi-lagi meningkat semakin ke bawah Golongan.
2.5KEGUNAAN KOLOID
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan
sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur
zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil
untuk produksi dalam skala besar.
Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:
Jenis industri
Contoh aplikasi
Industri makanan
Keju, mentega, susu, saus salad
Industri kosmetika dan perawatan tubuh
Krim, pasta gigi, sabun
Industri cat
Cat
Industri kebutuhan rumah
tangga
Sabun, deterjen
Industri pertanian
Peptisida dan insektisida
Industri farmasi
Minyak ikan, pensilin untuk suntikan
Berikut
ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid:
1.Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan
gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah
diatomae atau karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut.
Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu
sehingga gula dapat berwarna putih.
2.Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan
negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil
stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion
tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga
proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.
3.Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung
partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang
bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum,
harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat
dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion
Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk
partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:
Al3+ + 3H2O
à Al(OH)3 +
3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan
muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi
pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga
mengendap karena pengaruh gravitasi. Berikut
ini adalah skema proses penjernihan air secara lengkap:
BAB
III
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga
berkas cahaya yang melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat
partikel koloid ini disebut efek Tyndall.
Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa
bergerak dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi
karena tumbukan tak simetris antara molekul medium dengan partikel koloid.
Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh
karena luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya
adsorpsi yang besar.
Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloid menjadi bermuatan
listrik. Muatan koloid menyebabkan gaya tolak-menolak di antara partikel
koloid, sehingga menjadi stabil (tidak mengalami sedimentasi).
Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu
pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi
karena berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan
elekrolit akan menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang
menstabilkannya hilang.
Campuran koloid dapat dipisahkan dari ion-ion atau partikel terlarut
lainnya melalui dialisis.
Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan
koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya;
sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada atau sangat lemah.
Banyak sekali produk industri dalam bentuk koloid, terutama karena dengan
bentuk koloid, maka zat-zat yang tidak saling melarutkan dapat disajikan
homogen secara makroskopis.
Pengolahan air bersih memanfaatkan sifat koloid, yaitu
adsorpsi dan koagulasi. Pada pengolahan air bersih digunakan tawas (alumunium
sulfat), kaporit (klorin) dan kapur.
Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara
dispersi, bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium
dispersinya. Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau
molekul mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid.
Sabun dan detergen bekerja sebagai bahan aktif permukaan yang fungsinya mengelmusikan
lemak ke dalam air.
Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan sistem koloid.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KOLOID
Ada kehidupan sehari-hari ini,
sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat,
tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/ homogen. Misalnya saja saat
ibu membuatkan susu untuk adik, serbuk/ tepung susu bercampur secara merata
dengan air panas. Produk-produk seperti itu adalah sistem koloid.
Koloid adalah suatu
campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau
lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase
terdispersi/yang dipecah) tersebar secara
merata di
dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar
antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar,
maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang
terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta,
masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly,
dll.
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi
koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua
yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi
berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran
partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut.
Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar.
Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang
masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri
atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8.
Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah
haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter
sekitar 6 x 10-7.
2.2 JENIS-JENIS KOLOID
Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang
tersebar merata dalam medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium
pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase
terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1.Sol (fase terdispersi padat)
a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat
Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair
Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat
c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas
Contoh: debu di udara, asap pembakaran
2.Emulsi (fase terdispersi cair)
a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat
Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi
b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair
Contoh: susu, mayones, krim tangan
c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas
Contoh: hairspray dan obat nyamuk
3.BUIH (fase terdispersi gas)
a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat
Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam
b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair
Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun
- Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan
medium pendispersi sama-sama berupa gas, campurannya tergolong larutan.
2.3
SIFAT-SIFAT KOLOID
·Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas
sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran
molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall
(1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut
efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang
terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati (gambar
kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan
cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan.
hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel
yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada
larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang
terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
·Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang
senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika
kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa
partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag
ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.
Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat
cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk
koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan
partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid
itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran
partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang.
Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak
partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran
partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin
besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini
menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan
dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin
tinggi suhu system koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki
partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel
fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah
suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
·Absorpsi
Absorpsi
ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada
permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel.
(Catatan : Absorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya
penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh : (i) Koloid
Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena
permukaannya menyerap ion S2.
·Muatan koloid
Dikenal
dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermatan negative
·Koagulasi koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan
membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak
lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan,
pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit,
pencampuran koloid yang berbeda muatan.
·Koloid pelindung
Koloid
pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari
proses koagulasi.
·Dialisis
Dialisis
ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses
dialisis.
·Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid
yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.
2.4PEMBUATAN SISTEM KOLOID
Reaksi dekomposisi
rangkap
Misalnya:
- Sol As2S3 dibuat dengan gaya
mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai
terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;
As2O3 (aq) + 3H2S(g) à As2O3 (koloid) + 3H2O(l)
(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-)
-Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer
dan larutan HCl encer;
AgNO3 (ag) + HCl(aq) à AgCl
(koloid) + HNO3 (aq)
Pemanasan
nitrat
Jika dipanaskan, kebanyakan
nitrat cenderung mengalami dekomposisi membentuk oksida logam, nitrogen
dioksida berupa asap coklat, dan oksigen.
Sebagai contoh, nitrat Golongan 2
yang sederhana seperti magnesium nitrat mengalami dekomposisi dengan reaksi
sebagai berikut :
Pada Golongan 1, ithium nitrat
mengalami proses dekomposisi yang sama - menghasilkan lithium oksida, nitrogen
dioksida dan oksigen.
Akan tetapi, nitrat dari unsur selain lithium dalam
Golongan 1 tidak terdekomposisi sempurna (minimal tidak terdekomposisi pada
suhu Bunsen) - menghasilkan logam nitrit dan oksigen, tapi tidak menghasilkan
nitrogen oksida.
Semua nitrat dari natrium sampai cesium
terdekomposisi menurut reaksi di atas, satu-satunya yang membedakan adalah
panas yang harus dialami agar reaksi bisa terjadi. Semakin ke bawah golongan,
dekomposisi akan semakin sulit, dan dibutuhkan suhu yang lebih tinggi.
Pemanasan karbonat
Jika dipanaskan, kebanyakan
karbonat cenderung mengalami dekomposisi membentuk oksida logam dan karbon
dioksida.
Sebagai contoh, karbonat
Golongan 2 sederhana seperti kalsium karbonat terdekomposisi sebagai
berikut:
Pada Golongan 1,
lithium karbonat mengalami proses dekomposisi yang sama - menghasilkan lithium
oksida dan karbon dioksida.
Karbonat dari unsur-unsur
selain lithium pada Golongan 1 tidak terdekomposisi pada suhu Bunsen, walaupun
pada suhu yang lebih tinggi mereka akan terdekomposisi. Suhu dekomposisi
lagi-lagi meningkat semakin ke bawah Golongan.
2.5KEGUNAAN KOLOID
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan
sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur
zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil
untuk produksi dalam skala besar.
Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:
Jenis industri
Contoh aplikasi
Industri makanan
Keju, mentega, susu, saus salad
Industri kosmetika dan perawatan tubuh
Krim, pasta gigi, sabun
Industri cat
Cat
Industri kebutuhan rumah
tangga
Sabun, deterjen
Industri pertanian
Peptisida dan insektisida
Industri farmasi
Minyak ikan, pensilin untuk suntikan
Berikut
ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid:
1.Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan
gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah
diatomae atau karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut.
Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu
sehingga gula dapat berwarna putih.
2.Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan
negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil
stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion
tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga
proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.
3.Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung
partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang
bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum,
harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat
dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion
Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk
partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:
Al3+ + 3H2O
à Al(OH)3 +
3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan
muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi
pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga
mengendap karena pengaruh gravitasi. Berikut
ini adalah skema proses penjernihan air secara lengkap:
BAB
III
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga
berkas cahaya yang melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat
partikel koloid ini disebut efek Tyndall.
Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa
bergerak dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi
karena tumbukan tak simetris antara molekul medium dengan partikel koloid.
Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh
karena luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya
adsorpsi yang besar.
Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloid menjadi bermuatan
listrik. Muatan koloid menyebabkan gaya tolak-menolak di antara partikel
koloid, sehingga menjadi stabil (tidak mengalami sedimentasi).
Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu
pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi
karena berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan
elekrolit akan menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang
menstabilkannya hilang.
Campuran koloid dapat dipisahkan dari ion-ion atau partikel terlarut
lainnya melalui dialisis.
Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan
koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya;
sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada atau sangat lemah.
Banyak sekali produk industri dalam bentuk koloid, terutama karena dengan
bentuk koloid, maka zat-zat yang tidak saling melarutkan dapat disajikan
homogen secara makroskopis.
Pengolahan air bersih memanfaatkan sifat koloid, yaitu
adsorpsi dan koagulasi. Pada pengolahan air bersih digunakan tawas (alumunium
sulfat), kaporit (klorin) dan kapur.
Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara
dispersi, bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium
dispersinya. Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau
molekul mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid.
Sabun dan detergen bekerja sebagai bahan aktif permukaan yang fungsinya mengelmusikan
lemak ke dalam air.
Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan sistem koloid.
I'm not her, I'm not them. She can't to be like me and also them. I'm only one couse i'm just i'm.
"Bekawan dengan aku ni lemak, TAPI kalo bemusuh dengan aku RASAKAN"
0 komentar:
Posting Komentar